Jika 10-20 tahun lalu kita mengharapkan film superhero adaptasi komik untuk jadi film yang penuh aksi dan menjual nilai-nilai kepahlawanan, saat ini tidak sulit untuk kita mendapati film adaptasi yang memiliki cerita yang lebih dalam. Blue Beetle memang menawarkan karakter superhero yang diadaptasi dari komik DC, tetapi yang penonton akan dapatkan ialah film keluarga yang menjual kedekatan baik antar anggota keluarga maupun kedekatan dengan keluarga lain di lingkungan mereka tinggal, khas Amerika Latin.
Nilai-nilai yang ada di film Blue Beetle mungkin yang membuat penonton bisa merasa terhubung dengan film ini, baik dari sisi keturunan Amerika Latin sendiri ataupun seperti masyarakat yang ada di nusantara. Alih-alih terlalu banyak plot dan karakter yang harus dikemas dalam satu film, seperti tiga film DC yang rilis sebelumnya–Black Adam (2022), Shazam! Fury of Gods (2023), dan The Flash (2023). Ketiga film ini tidak buruk, tapi semenjak rilis Avengers: Engame (2019) oleh Marvel Studios, penonton akan berekspektasi tinggi terhadap film superhero adaptasi komik.
Nampaknya ungkapan “Go Big or Go Home” berlaku untuk film superhero di era kekinian. Hal inilah yang membuat kurang bisa diterimanya tiga film DC sebelumnya dan juga berlaku untuk sisi Marvel seperti Eternals (2021), Thor: Love and Thunder (2022), Ant-Man and the Wasp: Quantumania (2023). Secara kontras, formula yang dibuat DC kali ini ialah fokus pada hal kecil, seperti konsep pentingnya keluarga. Dari sini baru lah sutradara Angel Manuel Soto dan penulis Gareth Dunnet-Alcocer mengembangkan plotnya menjadi satu rangkaian yang bisa dinikmati.
Cerita sebagus apapun tentu tidak akan bisa dinikmati jika tidak ada yang bisa memerankannya. Cara termudah untuk melihat akting yang bagus tentu ketika kita melihat para pemain tidak sedang berakting. Dan Blue Beetle memiliki jajaran aktor dan aktris yang sangat capable untuk itu. Seperti Xolo Maridueña memerankan Jaime Reyes atau Blue Beetle seperti dirinya sendiri menyatu dengan karakter tersebut. Mirip-mirip dengan plot yang terjadi di film, Jaime Reyes yang akhirnya “menyatu” dengan Blue Beetle Scarab.
Hal sederhana yang seringkali dimiliki film superhero dari DC, adalah sederhananya villain yang ada. Bukan berarti karakter ini tidak memiliki hal menarik, tapi karakter yang ada seringkali melakukan hal buruk bukan karena mereka memiliki semacam trauma atau ingin mengubah dunia menjadi versi baiknya mereka. Villain-nya DC, ya penjahat. If you’re evil, you’re just evil. Dan ini hal yang baik, penonton tidak perlu berempati terhadap mereka. Tentu tidak berarti villains yang ada di film Blue Beetle hanya sebagai karakter yang harus sang jagoan–Jaime kalahkan, mereka memiliki kedalamannya sendiri.
Untuk menghindari spoiler cerita, mari kembali ke karakternya. Carapax (Raoul Max Trujillo)–satu villain yang berbentuk mirip dengan heroin, bukan hanya bisa memberikan ancaman ketika dalam pertarungan, dia juga punya pembawaan yang dingin dan mengintimidasi di saat yang sama.
Inilah kejeniusan yang pastinya bukan hanya bisa dilakukan para aktor dan aktris semata, orang-orang yang bertanggungjawab atas casting pun punya peran di sini. Bahkan detail kecil (dan mungkin memberikan impact) seperti Jenny Kord yang diceritakan adalah orang Brazil diperankan juga oleh Bruna Marquezine yang memang orang Brazil.
Selain itu, jika Warner Bros. memutuskan untuk membuat remake atau justru melanjutkan Tomb Raider (2018) dan Alicia Vikander tidak lagi jadi aktris yang memerankan Lara Croft, Bruna Marquezine di act ketiga film Blue Beetle ini terlihat sangat memiliki kualitas untuk memerankan karakter yang terlibat dalam banyak aksi seperti Lara Croft.
Blue Beetle menawarkan lebih dari sekadar aksi superhero dengan cerita yang dalam. Film ini mengangkat nilai-nilai keluarga yang membuat penonton merasa terhubung dengan ceritanya. Berbeda dengan pendekatan “Go Big or Go Home” yang dianut oleh banyak film superhero akhir-akhir ini, Blue Beetle fokus pada hal kecil namun sangat penting. Aktor Xolo Maridueña membawakan peran Jaime Reyes dengan begitu alami, dan karakter-karakter seperti villain Carapax juga memiliki kedalaman yang menarik. Keberhasilan film ini tidak hanya tergantung pada akting para pemain, tetapi juga pada casting yang tepat untuk setiap peran. Bruna Marquezine, yang berperan sebagai Jenny Kord, memberikan kontribusi yang berarti dan bahkan bisa menjadi pilihan yang menarik untuk peran aksi di film-film mendatang.